Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 16 November 2014

Pelaksanaan SKS di SMA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Secara umum, masyarakat mengetahui tentang program SKS hanya diterapkan dan dijalankan di Perguruan Tinggi. Masyarakat masih belum banyak yang mengetahui bahwa program SKS diterapkan di SMA Negeri 1 Probolinggo. Program SKS ini adalah program yang memfasilitasi siswa untuk belajar lebih cepat bagi yang memiliki kemauan dan kemampuan. Sehingga waktu belajar 3 tahun bisa ditempuh 2,5 tahun bahkan 2 tahun.
Namun, program SKS yang baru diterapkan ini juga memiliki kekurangan di bagian tertentu. Program SKS berbeda dengan program akselerasi yang lebih banyak dikenal dan diterapkan. Program SKS dibentuk melalui paket-paket materi belajar. Masalahnya, program SKS baru diterapkan pada saat siswa semester 2, berbeda dengan program akselerasi yang diterapkan mulai semester 1. Sehingga, siswa dituntut untuk belajar ekstra keras mulai ssmester 2 untuk menghabiskan materi 3 tahun di SMA.
Solusi untuk meminimalkan kekurangan program SKS ini adalah dengan selalu melakukan perbaikan di semua bidang. Dukungan dan partisipasi dari siswa-siswi maupun dari wali murid sangat besar pengaruhnya bagi kesuksesan penerapan program SKS ini. Hubungan yang tepat antara pihak sekolah, siswa dan wali murid akan membuat program SKS ini berhasil  dan memberikan manfaat yang maksimal.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka bersama-sama penulis akan membantu menemukan solusi terbaik akan permasalahan tentang pro-kontra Sistem Kredit Semester melalui jajak pendapat antara puhak pro dan kontra mengenai “Pelaksanaan Sistem Kredit Semester di SMA”. Melalui suatu penelitian yang diadakan di SMA Negri 1 Probolinggo, penulis mengambil jawaban-jawaban penelitian tersebut sebagai bahan untuk jajak pendapat.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1   Apakah program SKS itu?
1.2.2   Bagaimana pendapat siswa terhadap program SKS tersebut?
1.2.3   Bagaimana tingkat efektivitas program SKS tersebut?


1.3  Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian sebagai berikut:
1.3.1   Mendeskripsikan tentang program SKS.
1.3.2   Mendeskripsikan pendapat siswa terhadap program SKS.
1.3.3   Mendeskripsikan tingkat efektivitas program SKS tersebut.
1.4  Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1   Metode wawancara kepada narasumber.
1.4.2   Metode penelusuran angket mengenai pendapat siswa.
1.4.3   Metode kajian pustaka.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Program SKS
Program Sistem Kredit Semester (SKS) merupakan sistem penyelenggaraan program pendidikan yang membebaskan peserta didik untuk menentukan sendiri berapa banyak beban belajar yang akan diikuti pada tiap semester. Program SKS umumnya diterapkan di perguruan tiggi. Namun, mulai tahun 2007 sudah mulai diterapkan di Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pada penerapan program SKS ini, setiap siswa wajib mengambil minimal 20 SKS. Apabila kemampuan siswa dalam belajar cukup tinggi, maka berhak mengambil tambahan 4 SKS menjadi 24 SKS atau 28 SKS untuk kelas reguler. Bahkan siswa dapat mengambil 32 SKS untuk siswa cerdas dan istimewa setara dengan program akselerasi.
Program SKS berbeda dengan program akselerasi. Program SKS dilihat berdasarkan IP (Indeks Prestasi) berjalan. Apabila IP siswa bagus dan maksimal, maka siswa tersebut dapat menuntaskan semua materi 3 tahun dalam 4 seri dan selesai dalam 4 semester atau 2 tahun. Penjurusan menuju kelas IPA dan IPS pun dilaksanakan pada semester 2 di kelas 10. Sehingga beban belajar dalam setahun masa kelas 10 wajib tuntas hanya dalam waktu 6 bulan.
Sedangkan program akselerasi menuntut siswa untuk mengemban beban belajar yang seharusnya ditempuh 3 tahun harus diselesaikan 2 tahun. Sehingga materi 1 semester hanya diberikan 1 cawu atau 4 bulan. Materi yang diberikan dalam program akselerasi sama  seperti sistem paket, yaitu sudah diatur dan diterapkan mulai siswa masuk sekolah pada semester 1 pada kelas 10. Program akselerasi hanya bisa diikuti oleh siswa yang memiliki Intelligence Quotient (IQ) minimal 130, sedangkan program SKS bisa diikuti oleh semua siswa asal mempunyai kemauan untuk menyelesaikan masa belajarnya hanya 2 tahun.
Latar belakang dilaksanakannya program SKS yaitu untuk memberikan layanan kepada siswa yang mempunyai kecepatan belajar tinggi, adanya kebijakan kementerian pendidikan bahwa harus memperhatikan potensi dari tiap siswa, sekolah yang sudah berakreditasi A dan berstandar Internasional (RSBI) wajib menerapkan program SKS yang diatur dalam IP 19/2005, serta kesiapan sekolah. Kesiapan sekolah memiliki peran penting dalam pelaksanaan program SKS ini. Apabila siswa memliki potensi, namun sekolah masih belum punya kesiapan, maka program SKS ini tidak dapat berjalan dengan baik.
Program SKS ini memiliki tujuan melayani minat dan potensi siswa dalam belajar, mengembangkan kemandirian siswa, dan agar pembelajaran lebih fokus, luas, dan mendalam. Semua materi yang diberikan pada siswa yang mengambil SKS 32, 28, dan 24 memiliki bobot yang sama hanya saya berbeda pada waktu penyelesaiannya. Bagi siswa yang mengambil SKS 28 dan 24, maka pada semester 5 hanya terdiri dari 3 bidang studi. Sisanya akan dilaksanakan pendalaman materi untuk persiapan menghadapi Ujian Nasional (UNAS). Sehingga bagi anak yang mengambil SKS 28 dan 24 akan lebih siap.
Pelaksanaan program SKS ini sudah diatur dalam peraturan pemerintahan. Diantaranya UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 pasal 12 ayat 1F yang berbunyi “Setiap peserta didik dalam satuan pendidikan dalap menyelesaikan pendidikannya sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing yang tidak menyimpang dati batas waktu yang ditetapkan.” Dasar pelaksanaan lain adalah BNSP pada April 2010. Serta PERMENDIKNAS No. 81 A tahun 2013 pada lampiran 4 yang berbunyi “Sekolah akreditasi A dapat menyelenggarakan program SKS.” Sebagai sekolah akreditasi A, SMA Negeri 1 Probolinggo menyelenggarakan program SKS ini.
Program SKS ini memiliki berbagai manfaat, baik untuk siswa dan sekolah itu sendiri. Bagi sekolah, program SKS ini dimungkinkan tenaga pendidik atau guru akan bisa memperbanyak jam pelajaran sesuai dengan beban SKS tiap bidang studi, dan juga dapat memfalitasi untuk percepatan dan masa belajar bagi siswa sehingga akan efisien dalam anggaran. Bagi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi dapat menghemat waktu, biaya, dan umur. Sehingga dapat lebih fokus pada saat Perguruan Tinggi nanti. Sedangkan bagi siwa yang standar dimungkinkan akan lebih siap dalam menghadapi Ujian Nasional (UNAS) dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) mengingat waktu tambahan jam pelajaran cukup maksimal sehingga persiapannya lebih maksimal dan matang. Bagi siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan standar masing-masing mimiliki keuntungan dari program SKS ini.
Selama melaksanakannya program SKS ini, telah menghadapi berbagai kendala. Kendala-kendala tersebut adalah dalam pendistribusian mata pelajaran mengingat baru dilaksanakannya program SKS ini. Masalah penjadwalan mata pelajaran juga menjadi kendala dilaksanakannya program SKS. Pada semester terakhir, banyak siswa yang pulang hingga sore hari namun jumlah SKS yang diambil hanya sedikit. Hal itu disebabkan karena kesalahan dalam komputerisasi, sehingga ada beberapa jam kosong dalam 1 hari. Serta pemetaan SK/KD memerlukan revisi atau penyempurnaan. Kendala-kendala lain juga disebabkan dari pihak siswa. Dengan adanya moving class sering terjadi siswa tidak masuk kelas sesuai jadwal atau terlambat.
Program SKS ini memiliki keunggulan, yaitu bagi siswa yang memiliki kecepatan tinggi dapat menyelesaikan masa belajarnya hanya 2 tahun dan berjalan secara alami. Sedangkan bagi siswa yang standar, dapat menikmati masa remajanya dengan waktu normal dan input pengetahuan lebih dalam serta kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan dengan baik.
Dengan adanya program SKS ini diharapkan dapat menciptakan kualitas output yang semakin baik dan dapat memasuki PTN atau dunia kerja sesuai harapan semua pihak.
2.2  Pendapat Siswa SMA Negeri 1 Kota Probolinggo tentang Program SKS
Berdasarkan hasil analisis data dari 20 angket yang disebar diperoleh jawaban dari responden yang beraneka ragam. Analisis data yang didapat akan disajikan dalam jawaban responden dari setiap poin yang terdiri dari 9 pertanyaan.
A.  Jawaban responden mengenai pengetahuan tentang program SKS
Sebanyak 50% responden mengatakan bahwa program SKS adalah program pembelajaran dengan sistem kredit semester yang diterapkan di Perguruan Tinggi. Sebanyak 45% responden yang lain mengatakan bahwa program SKS adalah program pembelajaran sekolah yang memberi fasilitas bagi seluruh siswa untuk menentukan jumlah beban belajar yang diambil pada 1 semester. Banyaknya jumlah beban yang diambil disesuaikan dengan kemampuan siswa itu sendiri, sehingga tidak membebani siswa. Dengan adanya kebebasan memilih jumlah beban setiap semester, maka akan memungkinkn bagi siswa yang memiliki kecepatan belajar lebih cepat bisa mengambil SKS maksimal sehingga bisa menyelesaikan masa sekolah 3 tahun menjadi 2 tahun. Sebaliknya, bagi siswa yang ingin belajar dengan santai maka bisa mengambil SKS sesuai kemampuan dan keinginannya. Hanya 5% responden mengatakan bahwa program SKS adalah program yang menyulitkan guru dan siswanya.
B.  Jawaban responden mengenai pendapat tentang penerapan program SKS
Sebanyak 65% siswa setuju dengan penerapan program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo, karena menurut mereka penerapan program SKS dapat digunakan sebagai sarana latihan saat mengambil beban belajar di Perguruan Tinggi nanti. Program SKS juga dapat memotivasi kemauan belajar siswa untuk mempertahankan IP yang sudah diraih sehingga siswa tidak bermalas-malasan dalam belajar karena dengan adanya program SKS kegiatan siswa lebih padat sehingga secara tidak langsung membuat siswa untuk belajar rajin. Sebanyak 35% responden kurang setuju dengan penerapan program SKS karena mereka menilai penerapan program SKS seharusnya ada di Perguruan Tinggi, bukan di tingkat SMA. Hal ini dapat mengakibatkan siswa merasa terbebani dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar kurang maksimal. Siswa juga menilai bahwa sekolah masih kurang siap dalam melaksanakan program SKS ini.
C.  Jawaban responden mengenai kelebihan program SKS
Sebanyak 75% responden mengatakan bahwa kelebihan program SKS adalah bagi siswa yang memiliki kecepatan belajar tinggi dapat lulus hanya dalam 2 tahun. Hal ini dapat menghemat biaya sekolah 1 tahun dan menghemat umur. Sebanyak 15% responden mengatakan bahwa kelebihan program SKS bagi siswa yang memiliki kecepatn belajar tinggi dapat lulus 2 tahun dan bagi yang menyelesaikan sekolah selama 2,5 tahun atau 3 tahun akan memiliki waktu yang lebih lama untuk mempersiapkan Ujian Nasional karena bimbingan penuh akan dimulai pada semester 6. 10% responden mengatakan bahwa program SKS akan memungkinkan siswa belajar materi yang belum dipelajari oleh sekolah lain, karena pemetaan materi program SKS berbeda dengan pemetaan materi program reguler.
D.  Jawaban responden mengenai kekurangan program SKS
Sebanyak 65% responden mengatakan bahwa kekurangan program SKS antara lain adalah program SKS menyebabkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam kelas sangat terburu-buru untuk mengejar target pemahaman materi. Akibatnya materi yang disampaikan kurang mendalam sehingga siswa harus belajar sendiri dan mencari referensi lain. Hal ini tentunya akan menguras tenaga dan pikiran siswa. 20% responden mengatakan bahwa program SKS mengurangi minat dan waktu siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler sehingga prestasi sekolah bidang non-akademik bisa turun. 10% responden mengatakan bahwa mental siswa SMA belum siap sepenuhnya untuk mengikuti program SKS sehingga mereka akan merasa terbebani. 5% responden mengatakan bahwa pemetaan materi belajar model program SKS masih belum maksimal.
E.  Jawaban responden mengenai tingkat efektivitas penerapan program SKS
Sebnyak 55% responden mengatakan bahwa penerapan program SKS di SMA Negeri Kota Probolinggo kurang efektif, karena penyampaian materi sangat terburu-buru sehingga ilmu yang diterima siswa tidak maksimal. Hal ini mengakibatkan nilai siswa menurun. Sebanyak 20% responden mengatakan cukup efektif karena meskipun masih banyak siswa yang keberatan dengan program ini, namun program SKS ini menjadi wadah bagi siswa yang memiliki kecepatan belajar tinggi. 20% responden mengatakan sangat efektif krena di tahun pertama sekolah berhasil meluluskn 18 siswa yang belajar dalam waktu 2 tahun dari program IPA dan IPS. 5% responden tidak megetahui tentang tingkat efektivitas penerapan program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo.
F.   Jawaban responden mengenai kendala yang dihadapi selama mengikuti penerapan program SKS
Sebanyak 75% responden mengatakan bahwa kendala yang dihadapi adalah sulit membagi waktu antara urusan sekolah dan urusan pribadi, ada banyak ulangan dan tugas yang waktunya selalu bersamaan, sering mengalami pembelajaran singkat padahal materi yang disampaikan sangat banyak, serta tidak ada waktu untuk kegiatan non-akademis. 15% responden memiliki kendala sulit mencari buku referensi karena materi yang dipelajari tidak runtut namun disesuaikan dengan pengelompokan materi. 5% responden mengatakan bahwa kendala dalam penerapan program SKS ini ada kelas yang kosong di tengah sehingga meskipun mengambil SKS sedikit tetap pulang siang. 5% responden tidak memahami program SKS karena kurangnya sosialisasi tentang SKS.
G. Jawaban responden mengenai solusi untuk mengatasi kendala yang dialami dalam penerapan program SKS
Sebanyak 70% responden mengatur waktu dengan baik di sekolah dan di rumah, mengerjakan tugas saat ada jam pelajaran kosong sehingga di rumah bisa belajar materi yang lain, serta belajar 2 kali untuk mengejar materi yang belum dipahami. Sebanyak 15% responden mencari buku paket dan referensi lain yang lebih luas dalam pembahasan materi. Sebanyak 10% responden mengurangi jumlah SKS yang diambil pada semester berikutnya. Hanya 5% responden mengatakan bahwa pihak sekolah belum menemukan solusi bagi kendala yang dihadapi siswa.
H.  Jawaban responden mengenai saran terhadap penerapan program SKS
80% responden menyarankan agar program SKS tetap dilakukan dan ditingkatkan di SMA Negeri 1 Probolinggo dengan pengaturan yang lebih baik, dilakukan perbaikan dalam penyebaran jadwal pelajaran, jadwal ulangan, penyebaran materi pelajaran pada program SKS, dan pembagian kelas yang benar antara tiap SKS sehingga siswa yang berbeda jumlah SKS saling menunggu. 10% responden menyarankan untuk jurusan IPA pada pelajaran MIPA (Matematika, Biologi, Kimia, dan Fisika) jangan dijadikan hanya 4 seri saja (1 seri 1 semester). Sebaiknya dijadikan dalam 5 seri supaya siswa lebih memahami materi dan tidak lupa materi ketika akan mendekati Ujian Nasional, kecuali bagi yang memang dalam program 2 tahun. 10% responden menyarankan program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo ditiadakan, karena tidak semua anak mampu menjalaninya.
I.     Jawaban responden mengenai harapan terhadap pererapan program SKS
85% responden mengharapkan agar penerapan program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo bisa menjadi lebih baik dan lebih sukses setiap tahunnya sehingga nilai siswa selalu meningkat. Selain itu, program SKS diharapkan dapat lebih efektif sehingga tidak merugikan siswa dalam belajar. Serta diharapkan program SKS ini tidak berhenti di tengah jalan. 10% responden mengharapkan untuk jurusan IPA pada pelajaran MIPA (Matematika, Biologi, Kimia, dan Fisika)  dijadikan dalam 5 seri untuk yang mengambil 24 dan 28 SKS. Sehingga pada semester 6 siswa lebih memahami dan siap menghadapi Ujian Nasional (UNAS). Jadi, untuk yang lulus 3 tahun, nilainya akan bertambah naik. 5% responden mengharapkan agar sekolah bisa lebih siap dalam program SKS sehingga siswa tidak menjadi kelinci percobaan.
Dari hasil analisis data diatas dapat diketahui tentang pendapat siswa SMA Negeri 1 Probolinggo mengenai penerapan program SKS yaitu bahwa sebagian besar siswa sudah tahu, mengerti, dan setuju dengan penerapan program SKS yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Probolinggo. Menurut mereka kelebihan program SKS adalah bagi siswa yang memiliki kecepatan belajar tinggi dapat lulus hanya dalam 2 tahun. Hal ini dapat menghemat biaya sekolah 1 tahun dan menghemat umur. Sedangkan kekurangan program SKS antara lain adalah program SKS menyebabkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam kelas sangat terburu-buru untuk mengejar target pemahaman materi. Akibatnya materi yang disampaikan kurang mendalam sehingga siswa harus belajar sendiri dan mencari referensi lain. Hal ini tentunya akan menguras tenaga dan pikiran siswa.
Namun menurut mereka, penerapan program SKS di SMA Negeri Kota Probolinggo kurang efektif, karena penyampaian materi sangat terburu-buru sehingga ilmu yang diterima siswa tidak maksimal. Hal ini mengakibatkan nilai siswa menurun.
Mereka mengatakan bahwa kendala yang sering dihadapi adalah sulit membagi waktu antara urusan sekolah dan urusan pribadi, ada banyak ulangan dan tugas yang waktunya selalu bersamaan, sering mengalami pembelajaran singkat padahal materi yang disampaikan sangat banyak, serta tidak ada waktu untuk kegiatan non-akademis. Sedangkan solusi yang mereka lakukan untuk mengatasi kendala yang ada antara lain mengatur waktu dengan baik di sekolah dan di rumah.
Mereka menyarankan agar program SKS tetap dilakukan dan ditingkatkan di SMA Negeri 1 Probolinggo dengan pengaturan yang lebih baik, dilakukan perbaikan dalam penyebaran jadwal pelajaran, jadwal ulangan, penyebaran materi pelajaran pada program SKS, dan pembagian kelas yang benar. Mereka berharap agar penerapan program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo bisa menjadi lebih baik dan lebih sukses setiap tahunnya sehingga nilai siswa selalu meningkat. Selain itu, program SKS diharapkan dapat lebih efektif sehingga tidak merugikan siswa dalam belajar. Serta diharapkan program SKS ini tidak berhenti di tengah jalan.
2.3    Tingkat Efektivitas Penerapan Program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo
Berdasarkan dari kendala yang dihadapi siswa dan sekolah dalam penerapan program SKS serta solusi yang dilakukan baik dari pihak siswa maupun dari pihak sekolah dapat diketahui bahwa penerapan program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo cukup efektif. Sebagai sekolah yang baru melaksanakan program SKS tentu masih banyak kekurangan dan masalah yang dihadapi, baik bagi pihak sekolah maupun pihak siswa.
Sekolah memiliki kendala seperti penyebaran jadwal pelajaran dan penyebaran materi pelajaran yang kurang sempurna masih terjadi di tahun pertama penerapan program SKS. Hal ini terjadi karena ada kesalahan program komputerisasi. Namun sekolah segera berusaha untuk memperbaiki segala bidang dan berusaha untuk meminimalisir kekurangan yang mungkin ada dalam pelaksanaan program SKS kedepannya.
Kesungguhan sekolah untuk meminimalisir masalah ini terbukti dengan semakin optimalnya persiapan dan pelaksanaan program SKS untuk tahun berikutnya, yaitu tahun kedua dan ketiga penerapan program SKS. Meskipun begitu tetap dibutuhkan perbaikan di segala bidang untuk meningkatkan efektivitas penerapan program SKS. 
Disisi lain, masalah yang dihadapi siswa memang cukup banyak pada awal penerapan program SKS. Masalah yang dihadapi antara lain jadwal pelajaran yang belum sempurna membuat siswa pulang terlalu sore, sehingga tidak sempat belajar dan mengerjakan tugas di rumah. Namun pada tahun kedua ini siswa sudah mulai beradaptasi dengan penerapan program SKS dan memiliki solusi pribadi untuk mengatasi kendala yang dihadapinya. 


BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
3.1.1  Program Sistem Kredit Semester (SKS) merupakan sistem penyelenggaraan program pendidikan yang membebaskan peserta didik untuk menentukan sendiri berapa banyak beban belajar yang akan diikuti pada tiap semester. Program SKS ini memfasilitasi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi dapat menyelesaikan masa belajarnya selama 2 tahun. Sedangkan bagi siswa yang standar dapat dimungkinkan akan lebih siap dalam menghadapi UNAS/PTN mengingat waktu tambahan jam belajar cukup banyak.
3.1.2 Siswa SMA Negeri 1 Probolinggo sudah mengerti dan setuju dengan adanya penerapan program SKS. Siswa juga mendukung dengan adanya program SKS meskipun masih ada kendala selama pembelajaran. Mereka berharap agar penerapan program SKS bisa lebih baik lagi kedepannya dan selalu melakukan perbaikan di segala bidang.
3.1.3 Berdasarkan dari kendala yang dihadapi siswa dan sekolah dalam penerapan program SKS serta solusi yang dilakukan baik dari pihak siswa maupun dari pihak sekolah dapat diketahui bahwa penerapan program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo cukup efektif.




3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
3.2.1 Untuk mendapatkan hasil yang lebih valid, sebaiknya menggunakan jumlah responden yang lebih banyak.
3.2.2 Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendetail tentang program SKS, selain melakukan kajian pustaka, juga menanyakan tentang program SKS kepada guru yang lebih mengatahui.

3.2 Daftar Pustaka



Selasa, 18 Maret 2014

Sejarah Handphone


Telepon adalah alat komunikasi yang sangat penting di masa kini. tapi tahukah anda bahwa Handphone atau HP yang kita kenal sekarang harus melalui beberapa tahapan terlebih dahulu. Inilah bentuk-bentuk HP sebelum bentuk yang kita kenal sekarang.

Definisi
Sejarah+handphoneTelepon genggam atau handphone atau Telepon seluler adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code Division Multiple Access). Badan yang mengatur telekomunikasi seluler Indonesia adalah Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI).


Sejarah
Menurut tante wiki indonesia Penemu sistem telepon genggam yang pertamaadalah Martin Cooper, seorang pekerja di pabrikan Motorola pada tanggal 03 April 1973, walaupun sering disebut-sebut penemu telepon genggam adalah sebuah tim dari salah satu divisi Motorola (divisi tempat Cooper bekerja) dengan model pertama adalah DynaTAC. Ide yang dicetuskan oleh Cooper adalah sebuah alat komunikasi yang kecil dan mudah dibawa bepergian secara fleksibel.
Cooper bersama timnya menghadapi tantangan bagaimana memasukkan semua material elektronik ke dalam alat yang berukuran kecil tersebut untuk pertama kalinya. Akhirnya sebuah handphone pertama berhasil diselesaikan dengan total bobot seberat dua kilogram. Untuk membuatnya,  Pabrikan Motorola membutuhkan biaya kurang lebih US$1 juta. “Pada tahun 1983, telepon genggam portabelberharga US$4 ribu (Rp36 juta) setara dengan US$10 ribu (Rp90 juta).
Setelah berhasil memproduksi telepon genggam, tantangan terbesar berikutnya adalah mengadaptasi infrastruktur untuk mendukung sistem komunikasi telepon genggam tersebut dengan menciptakan sistem jaringan yang hanya membutuhkan 3 MHz spektrum, setara dengan lima channel TV yang tersalur ke seluruh dunia.
Tokoh lain yang diketahui sangat berjasa dalam dunia komunikasi selular adalah Amos Joel Jr yang lahir di Philadelphia, 12 Maret 1918, ia memang diakui dunia sebagai pakar dalam bidang switching. Ia mendapat ijazah bachelor (1940) dan master (1942) dalam teknik elektronik dari MIT. Tidak lama setelah studi, ia memulai kariernya selama 43 tahun (dari Juli 1940-Maret 1983) di Bell Telephone Laboratories, tempat ia menerima lebih dari 70 paten Amerika di bidang telekomunikasi, khususnya di bidang switching. Amos E Joel Jr, membuat sistem penyambung (switching) ponsel dari satu wilayah sel ke wilayah sel yang lain. Switching ini harus bekerja ketika pengguna ponsel bergerak atau berpindah dari satu sel ke sel lain sehingga pembicaraan tidak terputus. Karena penemuan Amos Joel inilah penggunaan ponsel menjadi nyaman.

Perkembangan
  • Generasi awal
Sejarah penemuan telepon seluler tidak lepas dari perkembangan radio. Awal penemuan telepon seluler dimulai pada tahun 1921 ketika Departemen Kepolisian Detroit Michigan mencoba menggunakan telepon mobil satu arah. Kemudian, pada tahun 1928 Kepolisian Detroit mulai menggunakan radio komunikasi satu arah pada semua mobil patroli dengan frekuensi 2MHz.
Pada perkembangan selanjutnya, radio komunikasi berkembang menjadi dua arah dengan ‘’frequency modulated ‘’(FM).
Tahun 1940, Galvin Manufactory Corporation (sekarang Motorola)mengembangkan portable Handie-talkie SCR536, yang berarti sebuah alat komunikasi di medan perang saat perang dunia II. Masa ini merupakan generasi 0 telepon seluler atau 0-G, dimana telepon seluler mulai diperkenalkan.
Setelah mengeluarkan SCR536,kemudian pada tahun 1943 Galvin Manufactory Corporation mengeluarkan kembali partable FM radio dua arah pertama yang diberi nama SCR300 dengan model backpack untuk tentara U.S. Alat ini memiliki berat sekitar 35 pon dan dapat bekerja secara efektif dalam jarak operasi 10 sampai 20 mil.
Sistem telepon seluler 0-G masih menggunakan sebuah sistem radio VHF untuk menghubungkan telepon secara langsung pada PSTNlandline. Kelemahan sistem ini adalah masalah pada jaringan kongesti yang kemudian memunculkan usaha-usaha untuk mengganti sistem ini.
Generasi 0 diakhiri dengan penemuan konsep modern oleh insinyur-insinyur dari Bell Labs pada tahun 1947. Mereka menemukan konsep penggunaan telepon hexagonal sebagai dasar telepon seluler. Namun, konsep ini baru dikembangkan pada 1960-an.
  • Generasi 1
Telepon genggam generasi pertama disebut juga 1G. 1-G merupakan telepon genggam pertama yang sebenarnya. Tahun 1973, Martin Cooper dari Motorola Corp menemukan telepon seluler pertama dan diperkenalkan kepada public pada 3 April 1973. Telepon seluler yang ditemukan oleh Cooper memiliki berat 30 ons atau sekitar 800 gram. Penemuan inilah yang telah mengubah dunia selamanya. Teknologi yang digunakan 1-G masih bersifat analog dan dikenal dengan istilah AMPS. AMPS menggunakan frekuensi antara 825 Mhz- 894 Mhz dan dioperasikan pada Band800 Mhz. Karena bersifat analog, maka sistem yang digunakan masih bersifat regional. Salah satu kekurangan generasi 1-G adalah karena ukurannya yang terlalu besar untuk dipegang oleh tangan. Ukuran yang besar ini dikarenakan keperluan tenaga dan performa baterai yang kurang baik. Selain itu generasi 1-G masih memiliki masalah dengan mobilitas pengguna. Pada saat melakukan panggilan, mobilitas pengguna terbatas pada jangkauan area telpon genggam.
  • Generasi 2
Generasi kedua atau 2-G muncul pada sekitar tahun 1990-an. 2G di Amerika sudah menggunakan teknologi CDMA, sedangkan di Eropa menggunakan teknologi GSM. GSM menggunakan frekuensi standar 900 Mhz dan frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, GSM memiliki kapasitas pelanggan yang lebih besar. Pada generasi 2G sinyal analog sudah diganti dengan sinyal digital. Penggunaan sinyal digital memperlengkapi telepon genggam dengan pesan suara, panggilan tunggu, dan SMS.
Telepon seluler pada generasi ini juga memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan karena penggunaan teknologi chip digital. Ukuran yang lebih kecil juga dikarenakan kebutuhan tenaga baterai yang lebih kecil. Keunggulan dari generasi 2G adalah ukuran dan berat yang lebih kecil serta sinyal radio yang lebih rendah, sehingga mengurangi efek radiasi yang membahayakan pengguna.
  • Generasi 3
Generasi ini disebut juga 3G yang memungkinkan operator jaringan untuk memberi pengguna mereka jangkauan yang lebih luas, termasuk internet sebaik video call berteknologi tinggi. Dalam 3G terdapat 3 standar untuk dunia telekomunikasi yaitu Enhance Datarates for GSM Evolution (EDGE), Wideband-CDMA, dan CDMA 2000. Kelemahan dari generasi 3G ini adalah biaya yang relatif lebih tinggi, dan kurangnya cakupan jaringan karena masih barunya teknologi ini. Tapi yang menarik pada generasi ini adalah mulai dimasukkannya sistem operasi pada ponsel sehingga membuat fitur ponsel semakin lengkap bahkan mendekati fungsi PC. Sistem operasiyang digunakan antara lain Symbian, Android dan Windows Mobile
  • Generasi 4
Generasi ini disebut juga Fourth Generation (4G). 4G merupakan sistem ponsel yang menawarkan pendekatan baru dan solusi infrastruktur yang mengintegrasikan teknologi nirkabel yang telah ada termasuk wireless broadband (WiBro), 802.16e, CDMA, wireless LAN, Bluetooth, dan lain-lain. Sistem 4G berdasarkan heterogenitas jaringan IP yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan beragam sistem kapan saja dan di mana saja. 4G juga memberikan penggunanya kecepatan tinggi, volume tinggi, kualitas baik, jangkauan global, dan fleksibilitas untuk menjelajahi berbagai teknologi berbeda. Terakhir, 4G memberikan pelayanan pengiriman data cepat untuk mengakomodasi berbagai aplikasi multimedia seperti, video conferencing,online game, dan lain-lain.

Kamis, 14 November 2013

Penyanyi Cover Populer

Sekarang banyak bermunculan video-video yang menayangkan musik yang tidak dimainkan oleh penyanyi yang mempopulerkan suatu lagu tersebut. Bahkan banyak diantara mereka mengaransemen lagu tersebut sehingga terkesan lebih menarik daripada lagu aslinya.

Seperti halnya Alex Goot. Terlahir dengan nama Alexander George Gut. Goot lahir 15 Maret 1988. Ia tinggal di Los Angeles, California. Alex mulai merekam musik pada tahun 2004, ketika ia berusia 16 tahun. Ia adalah pendiri dari  menciptakan perusahaan "Gootmusic" untuk membantu dalam tujuannya untuk mendistribusikan musiknya. Bersama teman-temannya seperti Tyler Ward, Sam Tsui, Tiffany Alvord, Megan Nicole, dan lain-lain, mengaransemen musik atau lagu yang menjadi favorit orang banyak, ia menggubahnya menjadi musik yang lebih hidup. Alex dan teman-temannya sangat suka membuat membuat sampul (cover) lagu terkenal dan memposting mereka di YouTube.

Ini salah satu aksi Alex dan teman-temannya, dalam cover lagu " 22 " yang dipopulerkan oleh Taylor Swift.
 

Kamis, 24 Oktober 2013

Demam Internet Dunia


Perkembangan teknologi perlahan akan membawa perubahan terhadap kehidupan manusia. Secara perlahan, kehidupan manusia menuju era internet. Perkembangan teknologi saat ini tengah menuju pada era internet of everythings. Yakni penggunaan internet pada tiap perangkat yang berhubungan dengan aktivitas manusia sehari-hari. Tidak hanya dipakai oleh pekerja kantoran saja, namun internet nampaknya sudah menjangkiti seluruh kehidupan manusia. Siswa sekolah pada jaman sekarang lebih membutuhkan koneksi internet daripada kebutuhan akan bolpoin atau alat-alat sekolah. Bahkan buku sudah digantikan oleh internet.
Bahkan dapat dikatakan internet sebagai sumber dari segala sumber buku. 

Banyak fasilitas yang ditawarkan oleh internet. Informasi tentang berbagai belahan duniapun dijamin oleh internet dalam waktu beberapa saat setelah kejadian terjadi. Ini membuat orang enggan untuk membaca buku karena dengan internet kita langsung bisa menmukan apa yang kita cari. dalam dunia sosial media, internet menyediakan berbagai pilihan seperti Yahoo! , Facebook (FB), burung kicau (Twitter), dll. Tidak hanya berhenti sampai situ saja dunia perdagangan juga ikut masuk dalam pilihan fasilitas di internet. Internet saat ini memang sangat membantu kinerja dunia. Perangkat video game yang biasa kita kenal sebagai Playstation (PS) menggunakan internet untuk memudahkan penikmatnya terhubung dengan teeman dari berbagai penjuru dunia. Internet bisa dipakai dalam perangkat komputer maupun ponsel. Ini yang menyebabkan kehidupan manusia berubah total. Lebih modern, lebih canggih lebih simple dan lebih efisien.

Pemanfaatan internet melalui handphone membuat para operator bersaing dalam menyediakan layanan internet bagi masyarakat yang murah dan cepat. Semua operator nampaknya saling berlomba-lomba menarik perhatian pelanggan dengan layanan internetnya. Dapat dilihat semua mata dunia sekarang terbuka untuk teknologi internet bahakan memasukkannya dalam daftar terpenting dalam gaya hidupnya.

Walaupun menguntungkan internet tetap saja memiliki dampak negatif. Ini adalah beberapa contoh dampak positif dan negatif penggunaan internet.
  • Dampak Negatif :
Pornografi
Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Terutama bagi kaum remaja Disana mereka bisa melihat gambar-gambar porno, adegan-adegan yang bisa menggoyahkan iman manusia, dan itu semua dapat merusak moral para remaja.
Kekejaman dan kesadisan
Banyak juga game-game online yang memperlihatkan hal yang bersifat sadis, kejam. Hal ini bisa bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal, perilaku agresif dan sadisme terutama bagi anak-anak.
Penipuan
Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan penipu. Contohnya adalah penipuan undian berhadiah, atau iklan-iklan/program kaya secara instan .
Kejahatan penggunaan karu kredit
Tren belanja dengan menggunakan kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam dunia internet karena sifatnya yang real time (langsung). Oleh sebab itu para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan kartu kredit) on-line dan mencatat kode kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka.
Diantaranya adalah pencurian uang di bank melalui internet, dan biasanya orang yang ahli di bidang itu disebut Hacker
Perjudian
Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya, hanya cukup online dari rumah saja, dan taruhannya biasanya ditransfer melalui kartu kredit.

  • Dampak positif : 
Sebagai Media Komunikasi
Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia. Misalnya komunikasi melalui chatting, kirim e-mail, video conference, termasuk situs jejaring sosial seperti facebook, tweeter, dan friendster yang digandrungi para remaja untuk mencari teman.
Internet Sebagai Media Pertukaran Data
Internet bisa sebagai media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, FTP dan www (world wide web) yang memungkinkan para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
Internet Sebagai Media Untuk Mencari Informasi Atau Data
Informasi kini sangat cepat berkembang, berita yang kita baca kemarin atau satu minggu yang lalu di media cetak mungkin sudah tidak relevan di hari ini. Bahkan informasi yang tidak terdapat di media cetak, bisa kita dapatkan melalui internet. Hanya dengan mesin pencari seperti google, yahoo, msn, informasi penting yang dicari bisa didapatkan dengan cepat dan akurat
Internet  Sebagai Media Pendidikan dan Hiburan
Melalui internet kini sudah banyak tersedia perangkat lunak pendidikan seperti program-program pengetahuan dasar membaca, berhitung, sejarah, geografi, dan sebagainya. Tambahan pula, perangkat pendidikan tersebut kini juga diramu dengan unsur hiburan (entertainment) yang sesuai dengan materi, dapat ditambahkan gambar, foto, musik, serta video yang mendukung, sehingga anak semakin suka belajar melalui internet.
Internet Sebagai Media Bertransaksi Dan Berbisnis
Kemudahan bertransaksi dan berbisnis melalui internet memungkinkan kita tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan. Internet bukan hanya untuk mencari informasi saja, akan tetapi dapat digunakan sebagai tempat penjualan barang dan jasa. Penjualan melalui internet ini disebut E-Commerce (electronic commerce) yang pembayarannya dilakukan dengan menggunakan kartu kredit. Misalnya membeli baju, membeli ebook, beraneka kue kering, kerajinan tangan, langganan majalah, beli laptop, dan lain sebagainya.

Ini Nih, Kalau Terlalu Sering Pakai Social-Media

Dunia sedang booming dengan social-media 'nya'. Semua manusia dimanjakan dengan berbagai fasilitas untuk tetap terhubung dengan teman atau orang sekitar kita. Kita cenderung berkecimpung di depan gadget atau laptop atau komputer. Apakah dampaknya??
  • Lebih suka bersosialisasi melaui dunia maya daripada di dunia nyata. Komunikasi di dunia nyata selalu aktif namun kenyataannya di dunia nyata, kita hanya bisa berdiam diri dengan mereka (canggung). Kalau diteruskan pasti bakal terasa aneh.
  • Membuat orang terganggu. Hal ini memang jarang sekali kita sadari karena kita lebih mementingkan kesenangan kita sendiri tanpa peduli dengan orang lain. Contohnya saat dalam sehari kita menulis status sebanyak 10 kali, pasti bakal mengganggu orang lain karena semua berpikir bahwa kita terlalu terbuka tentang kehidupan yang bersifat pribadi.
  • Terlalu memikirkan kesenangan daripada hal-hal lain. Pastinya ini akan sangat mengganggu kita dalam pekerjaan kita, karena kita terus memikirkan kapan kita bisa online tanpa memikirkan kinerja dalam mengerjakan tugas.
  • Bersifat egois, suka pamer dan menjadi ajang pamer. Tentu sikap ini banyak menimbulkan kesenjangan sosial dan membuat relasi dengan teman di dunia nyata menjadi renggang.
  • Mudah percaya dengan apa yang kita lihat. Jadinya kita mudah diperdayai dan ditipu karena kita mudah percaya dengan foto orang lain. Akhirnya kita menjadi korban penipuan. 
Nah, sekarang belajar yuk menghargai hidup kita dengan menghidupinya. Lbih memaknai hidup dengan teman-teman "nyata" di sekitar kita.
 

Blogger news

Translate

Blogroll

About