BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum, masyarakat mengetahui tentang program SKS hanya
diterapkan dan dijalankan di Perguruan Tinggi. Masyarakat masih belum banyak
yang mengetahui bahwa program SKS diterapkan di SMA Negeri 1 Probolinggo.
Program SKS ini adalah program yang memfasilitasi siswa untuk belajar lebih
cepat bagi yang memiliki kemauan dan kemampuan. Sehingga waktu belajar 3 tahun
bisa ditempuh 2,5 tahun bahkan 2 tahun.
Namun, program SKS yang baru diterapkan ini juga memiliki
kekurangan di bagian tertentu. Program SKS berbeda dengan program akselerasi
yang lebih banyak dikenal dan diterapkan. Program SKS dibentuk melalui
paket-paket materi belajar. Masalahnya, program SKS baru diterapkan pada saat
siswa semester 2, berbeda dengan program akselerasi yang diterapkan mulai
semester 1. Sehingga, siswa dituntut untuk belajar ekstra keras mulai ssmester
2 untuk menghabiskan materi 3 tahun di SMA.
Solusi untuk meminimalkan kekurangan program SKS ini adalah
dengan selalu melakukan perbaikan di semua bidang. Dukungan dan partisipasi
dari siswa-siswi maupun dari wali murid sangat besar pengaruhnya bagi
kesuksesan penerapan program SKS ini. Hubungan yang tepat antara pihak sekolah,
siswa dan wali murid akan membuat program SKS ini berhasil dan memberikan
manfaat yang maksimal.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka bersama-sama penulis akan
membantu menemukan solusi terbaik akan permasalahan tentang pro-kontra Sistem
Kredit Semester melalui jajak pendapat antara puhak pro dan kontra mengenai “Pelaksanaan
Sistem Kredit Semester di SMA”. Melalui suatu penelitian yang diadakan di SMA
Negri 1 Probolinggo, penulis mengambil jawaban-jawaban penelitian tersebut sebagai
bahan untuk jajak pendapat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1.2.1 Apakah program SKS itu?
1.2.2 Bagaimana pendapat siswa terhadap program SKS
tersebut?
1.2.3 Bagaimana tingkat efektivitas program SKS
tersebut?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian sebagai berikut:
1.3.1 Mendeskripsikan tentang program SKS.
1.3.2 Mendeskripsikan pendapat siswa terhadap
program SKS.
1.3.3 Mendeskripsikan tingkat efektivitas program
SKS tersebut.
1.4 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.4.1 Metode wawancara kepada narasumber.
1.4.2 Metode penelusuran angket mengenai pendapat
siswa.
1.4.3 Metode kajian pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Program SKS
Program Sistem Kredit Semester (SKS) merupakan sistem
penyelenggaraan program pendidikan yang membebaskan peserta didik untuk
menentukan sendiri berapa banyak beban belajar yang akan diikuti pada tiap
semester. Program SKS umumnya diterapkan di perguruan tiggi. Namun, mulai tahun
2007 sudah mulai diterapkan di Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pada penerapan program SKS ini, setiap siswa wajib mengambil
minimal 20 SKS. Apabila kemampuan siswa dalam belajar cukup tinggi, maka berhak
mengambil tambahan 4 SKS menjadi 24 SKS atau 28 SKS untuk kelas reguler. Bahkan
siswa dapat mengambil 32 SKS untuk siswa cerdas dan istimewa setara dengan
program akselerasi.
Program SKS berbeda dengan program akselerasi. Program SKS
dilihat berdasarkan IP (Indeks Prestasi) berjalan. Apabila IP siswa bagus dan
maksimal, maka siswa tersebut dapat menuntaskan semua materi 3 tahun dalam 4
seri dan selesai dalam 4 semester atau 2 tahun. Penjurusan menuju kelas IPA dan
IPS pun dilaksanakan pada semester 2 di kelas 10. Sehingga beban belajar dalam
setahun masa kelas 10 wajib tuntas hanya dalam waktu 6 bulan.
Sedangkan program akselerasi menuntut siswa untuk mengemban
beban belajar yang seharusnya ditempuh 3 tahun harus diselesaikan 2 tahun.
Sehingga materi 1 semester hanya diberikan 1 cawu atau 4 bulan. Materi yang
diberikan dalam program akselerasi sama seperti sistem paket, yaitu sudah
diatur dan diterapkan mulai siswa masuk sekolah pada semester 1 pada kelas 10.
Program akselerasi hanya bisa diikuti oleh siswa yang memiliki Intelligence Quotient (IQ) minimal 130, sedangkan program
SKS bisa diikuti oleh semua siswa asal mempunyai kemauan untuk menyelesaikan
masa belajarnya hanya 2 tahun.
Latar belakang dilaksanakannya program SKS yaitu untuk
memberikan layanan kepada siswa yang mempunyai kecepatan belajar tinggi, adanya
kebijakan kementerian pendidikan bahwa harus memperhatikan potensi dari tiap
siswa, sekolah yang sudah berakreditasi A dan berstandar Internasional (RSBI)
wajib menerapkan program SKS yang diatur dalam IP 19/2005, serta kesiapan
sekolah. Kesiapan sekolah memiliki peran penting dalam pelaksanaan program SKS
ini. Apabila siswa memliki potensi, namun sekolah masih belum punya kesiapan,
maka program SKS ini tidak dapat berjalan dengan baik.
Program SKS ini memiliki tujuan melayani minat dan potensi siswa
dalam belajar, mengembangkan kemandirian siswa, dan agar pembelajaran lebih
fokus, luas, dan mendalam. Semua materi yang diberikan pada siswa yang
mengambil SKS 32, 28, dan 24 memiliki bobot yang sama hanya saya berbeda pada
waktu penyelesaiannya. Bagi siswa yang mengambil SKS 28 dan 24, maka pada
semester 5 hanya terdiri dari 3 bidang studi. Sisanya akan dilaksanakan
pendalaman materi untuk persiapan menghadapi Ujian Nasional (UNAS). Sehingga
bagi anak yang mengambil SKS 28 dan 24 akan lebih siap.
Pelaksanaan program SKS ini sudah diatur dalam peraturan
pemerintahan. Diantaranya UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 pasal 12 ayat 1F yang
berbunyi “Setiap peserta didik dalam satuan pendidikan dalap menyelesaikan
pendidikannya sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing yang tidak
menyimpang dati batas waktu yang ditetapkan.” Dasar pelaksanaan lain adalah BNSP
pada April 2010. Serta PERMENDIKNAS No. 81 A tahun 2013 pada lampiran 4 yang
berbunyi “Sekolah akreditasi A dapat menyelenggarakan program SKS.” Sebagai
sekolah akreditasi A, SMA Negeri 1 Probolinggo menyelenggarakan program SKS
ini.
Program SKS ini memiliki berbagai manfaat, baik untuk siswa dan
sekolah itu sendiri. Bagi sekolah, program SKS ini dimungkinkan tenaga pendidik
atau guru akan bisa memperbanyak jam pelajaran sesuai dengan beban SKS tiap
bidang studi, dan juga dapat memfalitasi untuk percepatan dan masa belajar bagi
siswa sehingga akan efisien dalam anggaran. Bagi siswa yang mempunyai kemampuan
belajar tinggi dapat menghemat waktu, biaya, dan umur. Sehingga dapat lebih
fokus pada saat Perguruan Tinggi nanti. Sedangkan bagi siwa yang standar dimungkinkan
akan lebih siap dalam menghadapi Ujian Nasional (UNAS) dan Perguruan Tinggi
Negeri (PTN) mengingat waktu tambahan jam pelajaran cukup maksimal sehingga
persiapannya lebih maksimal dan matang. Bagi siswa yang mempunyai kemampuan
tinggi dan standar masing-masing mimiliki keuntungan dari program SKS ini.
Selama melaksanakannya program SKS ini, telah menghadapi
berbagai kendala. Kendala-kendala tersebut adalah dalam pendistribusian mata
pelajaran mengingat baru dilaksanakannya program SKS ini. Masalah penjadwalan
mata pelajaran juga menjadi kendala dilaksanakannya program SKS. Pada semester
terakhir, banyak siswa yang pulang hingga sore hari namun jumlah SKS yang
diambil hanya sedikit. Hal itu disebabkan karena kesalahan dalam komputerisasi,
sehingga ada beberapa jam kosong dalam 1 hari. Serta pemetaan SK/KD memerlukan
revisi atau penyempurnaan. Kendala-kendala lain juga disebabkan dari pihak
siswa. Dengan adanya moving class sering
terjadi siswa tidak masuk kelas sesuai jadwal atau terlambat.
Program SKS ini memiliki keunggulan, yaitu bagi siswa yang
memiliki kecepatan tinggi dapat menyelesaikan masa belajarnya hanya 2 tahun dan
berjalan secara alami. Sedangkan bagi siswa yang standar, dapat menikmati masa
remajanya dengan waktu normal dan input pengetahuan lebih dalam serta kegiatan
ekstrakurikuler dapat dilaksanakan dengan baik.
Dengan adanya program SKS ini diharapkan dapat menciptakan
kualitas output yang semakin baik dan dapat memasuki PTN atau dunia kerja
sesuai harapan semua pihak.
2.2 Pendapat Siswa SMA
Negeri 1 Kota Probolinggo tentang Program SKS
Berdasarkan hasil analisis data dari 20 angket yang disebar
diperoleh jawaban dari responden yang beraneka ragam. Analisis data yang
didapat akan disajikan dalam jawaban responden dari setiap poin yang terdiri
dari 9 pertanyaan.
A. Jawaban
responden mengenai pengetahuan tentang program SKS
Sebanyak 50% responden mengatakan bahwa program SKS adalah
program pembelajaran dengan sistem kredit semester yang diterapkan di Perguruan
Tinggi. Sebanyak 45% responden yang lain mengatakan bahwa program SKS adalah
program pembelajaran sekolah yang memberi fasilitas bagi seluruh siswa untuk
menentukan jumlah beban belajar yang diambil pada 1 semester. Banyaknya jumlah
beban yang diambil disesuaikan dengan kemampuan siswa itu sendiri, sehingga
tidak membebani siswa. Dengan adanya kebebasan memilih jumlah beban setiap
semester, maka akan memungkinkn bagi siswa yang memiliki kecepatan belajar
lebih cepat bisa mengambil SKS maksimal sehingga bisa menyelesaikan masa
sekolah 3 tahun menjadi 2 tahun. Sebaliknya, bagi siswa yang ingin belajar
dengan santai maka bisa mengambil SKS sesuai kemampuan dan keinginannya. Hanya
5% responden mengatakan bahwa program SKS adalah program yang menyulitkan guru
dan siswanya.
B. Jawaban
responden mengenai pendapat tentang penerapan program SKS
Sebanyak 65% siswa setuju dengan penerapan program SKS di SMA
Negeri 1 Probolinggo, karena menurut mereka penerapan program SKS dapat
digunakan sebagai sarana latihan saat mengambil beban belajar di Perguruan
Tinggi nanti. Program SKS juga dapat memotivasi kemauan belajar siswa untuk
mempertahankan IP yang sudah diraih sehingga siswa tidak bermalas-malasan dalam
belajar karena dengan adanya program SKS kegiatan siswa lebih padat sehingga
secara tidak langsung membuat siswa untuk belajar rajin. Sebanyak 35% responden
kurang setuju dengan penerapan program SKS karena mereka menilai penerapan
program SKS seharusnya ada di Perguruan Tinggi, bukan di tingkat SMA. Hal ini
dapat mengakibatkan siswa merasa terbebani dalam pembelajaran, sehingga hasil
belajar kurang maksimal. Siswa juga menilai bahwa sekolah masih kurang siap
dalam melaksanakan program SKS ini.
C. Jawaban
responden mengenai kelebihan program SKS
Sebanyak 75% responden mengatakan bahwa kelebihan program SKS
adalah bagi siswa yang memiliki kecepatan belajar tinggi dapat lulus hanya
dalam 2 tahun. Hal ini dapat menghemat biaya sekolah 1 tahun dan menghemat
umur. Sebanyak 15% responden mengatakan bahwa kelebihan program SKS bagi siswa
yang memiliki kecepatn belajar tinggi dapat lulus 2 tahun dan bagi yang
menyelesaikan sekolah selama 2,5 tahun atau 3 tahun akan memiliki waktu yang
lebih lama untuk mempersiapkan Ujian Nasional karena bimbingan penuh akan
dimulai pada semester 6. 10% responden mengatakan bahwa program SKS akan
memungkinkan siswa belajar materi yang belum dipelajari oleh sekolah lain,
karena pemetaan materi program SKS berbeda dengan pemetaan materi program
reguler.
D. Jawaban
responden mengenai kekurangan program SKS
Sebanyak 65% responden mengatakan bahwa kekurangan program SKS
antara lain adalah program SKS menyebabkan kegiatan belajar mengajar (KBM)
dalam kelas sangat terburu-buru untuk mengejar target pemahaman materi.
Akibatnya materi yang disampaikan kurang mendalam sehingga siswa harus belajar
sendiri dan mencari referensi lain. Hal ini tentunya akan menguras tenaga dan
pikiran siswa. 20% responden mengatakan bahwa program SKS mengurangi minat dan
waktu siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler sehingga prestasi sekolah bidang
non-akademik bisa turun. 10% responden mengatakan bahwa mental siswa SMA belum
siap sepenuhnya untuk mengikuti program SKS sehingga mereka akan merasa
terbebani. 5% responden mengatakan bahwa pemetaan materi belajar model program
SKS masih belum maksimal.
E. Jawaban
responden mengenai tingkat efektivitas penerapan program SKS
Sebnyak 55% responden mengatakan bahwa penerapan program SKS di
SMA Negeri Kota Probolinggo kurang efektif, karena penyampaian materi sangat
terburu-buru sehingga ilmu yang diterima siswa tidak maksimal. Hal ini
mengakibatkan nilai siswa menurun. Sebanyak 20% responden mengatakan cukup
efektif karena meskipun masih banyak siswa yang keberatan dengan program ini,
namun program SKS ini menjadi wadah bagi siswa yang memiliki kecepatan belajar
tinggi. 20% responden mengatakan sangat efektif krena di tahun pertama sekolah
berhasil meluluskn 18 siswa yang belajar dalam waktu 2 tahun dari program IPA
dan IPS. 5% responden tidak megetahui tentang tingkat efektivitas penerapan
program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo.
F. Jawaban
responden mengenai kendala yang dihadapi selama mengikuti penerapan program SKS
Sebanyak 75% responden mengatakan bahwa kendala yang dihadapi
adalah sulit membagi waktu antara urusan sekolah dan urusan pribadi, ada banyak
ulangan dan tugas yang waktunya selalu bersamaan, sering mengalami pembelajaran
singkat padahal materi yang disampaikan sangat banyak, serta tidak ada waktu
untuk kegiatan non-akademis. 15% responden memiliki kendala sulit mencari buku
referensi karena materi yang dipelajari tidak runtut namun disesuaikan dengan
pengelompokan materi. 5% responden mengatakan bahwa kendala dalam penerapan
program SKS ini ada kelas yang kosong di tengah sehingga meskipun mengambil SKS
sedikit tetap pulang siang. 5% responden tidak memahami program SKS karena
kurangnya sosialisasi tentang SKS.
G. Jawaban
responden mengenai solusi untuk mengatasi kendala yang dialami dalam penerapan
program SKS
Sebanyak 70% responden mengatur waktu dengan baik di sekolah dan
di rumah, mengerjakan tugas saat ada jam pelajaran kosong sehingga di rumah
bisa belajar materi yang lain, serta belajar 2 kali untuk mengejar materi yang
belum dipahami. Sebanyak 15% responden mencari buku paket dan referensi lain
yang lebih luas dalam pembahasan materi. Sebanyak 10% responden mengurangi
jumlah SKS yang diambil pada semester berikutnya. Hanya 5% responden mengatakan
bahwa pihak sekolah belum menemukan solusi bagi kendala yang dihadapi siswa.
H. Jawaban
responden mengenai saran terhadap penerapan program SKS
80% responden menyarankan agar program SKS tetap dilakukan dan ditingkatkan
di SMA Negeri 1 Probolinggo dengan pengaturan yang lebih baik, dilakukan
perbaikan dalam penyebaran jadwal pelajaran, jadwal ulangan, penyebaran materi
pelajaran pada program SKS, dan pembagian kelas yang benar antara tiap SKS
sehingga siswa yang berbeda jumlah SKS saling menunggu. 10% responden
menyarankan untuk jurusan IPA pada pelajaran MIPA (Matematika, Biologi, Kimia,
dan Fisika) jangan dijadikan hanya 4 seri saja (1 seri 1 semester). Sebaiknya
dijadikan dalam 5 seri supaya siswa lebih memahami materi dan tidak lupa materi
ketika akan mendekati Ujian Nasional, kecuali bagi yang memang dalam program 2
tahun. 10% responden menyarankan program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo
ditiadakan, karena tidak semua anak mampu menjalaninya.
I. Jawaban
responden mengenai harapan terhadap pererapan program SKS
85% responden mengharapkan agar penerapan program SKS di SMA
Negeri 1 Probolinggo bisa menjadi lebih baik dan lebih sukses setiap tahunnya
sehingga nilai siswa selalu meningkat. Selain itu, program SKS diharapkan dapat
lebih efektif sehingga tidak merugikan siswa dalam belajar. Serta diharapkan
program SKS ini tidak berhenti di tengah jalan. 10% responden mengharapkan
untuk jurusan IPA pada pelajaran MIPA (Matematika, Biologi, Kimia, dan Fisika)
dijadikan dalam 5 seri untuk yang mengambil 24 dan 28 SKS. Sehingga pada
semester 6 siswa lebih memahami dan siap menghadapi Ujian Nasional (UNAS).
Jadi, untuk yang lulus 3 tahun, nilainya akan bertambah naik. 5% responden
mengharapkan agar sekolah bisa lebih siap dalam program SKS sehingga siswa
tidak menjadi kelinci percobaan.
Dari hasil analisis data diatas dapat diketahui tentang pendapat
siswa SMA Negeri 1 Probolinggo mengenai penerapan program SKS yaitu bahwa
sebagian besar siswa sudah tahu, mengerti, dan setuju dengan penerapan program
SKS yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Probolinggo. Menurut mereka kelebihan
program SKS adalah bagi siswa yang memiliki kecepatan belajar tinggi dapat
lulus hanya dalam 2 tahun. Hal ini dapat menghemat biaya sekolah 1 tahun dan
menghemat umur. Sedangkan kekurangan program SKS antara lain adalah program SKS
menyebabkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam kelas sangat terburu-buru
untuk mengejar target pemahaman materi. Akibatnya materi yang disampaikan
kurang mendalam sehingga siswa harus belajar sendiri dan mencari referensi
lain. Hal ini tentunya akan menguras tenaga dan pikiran siswa.
Namun menurut mereka, penerapan program SKS di SMA Negeri Kota
Probolinggo kurang efektif, karena penyampaian materi sangat terburu-buru
sehingga ilmu yang diterima siswa tidak maksimal. Hal ini mengakibatkan nilai
siswa menurun.
Mereka mengatakan bahwa kendala yang sering dihadapi adalah
sulit membagi waktu antara urusan sekolah dan urusan pribadi, ada banyak
ulangan dan tugas yang waktunya selalu bersamaan, sering mengalami pembelajaran
singkat padahal materi yang disampaikan sangat banyak, serta tidak ada waktu
untuk kegiatan non-akademis. Sedangkan solusi yang mereka lakukan untuk
mengatasi kendala yang ada antara lain mengatur waktu dengan baik di sekolah
dan di rumah.
Mereka menyarankan agar program SKS tetap dilakukan dan
ditingkatkan di SMA Negeri 1 Probolinggo dengan pengaturan yang lebih baik,
dilakukan perbaikan dalam penyebaran jadwal pelajaran, jadwal ulangan,
penyebaran materi pelajaran pada program SKS, dan pembagian kelas yang benar.
Mereka berharap agar penerapan program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo bisa
menjadi lebih baik dan lebih sukses setiap tahunnya sehingga nilai siswa selalu
meningkat. Selain itu, program SKS diharapkan dapat lebih efektif sehingga
tidak merugikan siswa dalam belajar. Serta diharapkan program SKS ini tidak
berhenti di tengah jalan.
2.3 Tingkat
Efektivitas Penerapan Program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo
Berdasarkan dari kendala yang dihadapi siswa dan sekolah dalam
penerapan program SKS serta solusi yang dilakukan baik dari pihak siswa maupun
dari pihak sekolah dapat diketahui bahwa penerapan program SKS di SMA Negeri 1
Probolinggo cukup efektif. Sebagai sekolah yang baru melaksanakan program SKS
tentu masih banyak kekurangan dan masalah yang dihadapi, baik bagi pihak
sekolah maupun pihak siswa.
Sekolah memiliki kendala seperti penyebaran jadwal pelajaran dan
penyebaran materi pelajaran yang kurang sempurna masih terjadi di tahun pertama
penerapan program SKS. Hal ini terjadi karena ada kesalahan program
komputerisasi. Namun sekolah segera berusaha untuk memperbaiki segala bidang
dan berusaha untuk meminimalisir kekurangan yang mungkin ada dalam pelaksanaan
program SKS kedepannya.
Kesungguhan sekolah untuk meminimalisir masalah ini terbukti
dengan semakin optimalnya persiapan dan pelaksanaan program SKS untuk tahun
berikutnya, yaitu tahun kedua dan ketiga penerapan program SKS. Meskipun begitu
tetap dibutuhkan perbaikan di segala bidang untuk meningkatkan efektivitas
penerapan program SKS.
Disisi lain, masalah yang dihadapi siswa memang cukup banyak
pada awal penerapan program SKS. Masalah yang dihadapi antara lain jadwal
pelajaran yang belum sempurna membuat siswa pulang terlalu sore, sehingga tidak
sempat belajar dan mengerjakan tugas di rumah. Namun pada tahun kedua ini siswa
sudah mulai beradaptasi dengan penerapan program SKS dan memiliki solusi
pribadi untuk mengatasi kendala yang dihadapinya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
3.1.1 Program Sistem Kredit Semester (SKS) merupakan
sistem penyelenggaraan program pendidikan yang membebaskan peserta didik untuk
menentukan sendiri berapa banyak beban belajar yang akan diikuti pada tiap
semester. Program SKS ini memfasilitasi siswa yang mempunyai kemampuan belajar
tinggi dapat menyelesaikan masa belajarnya selama 2 tahun. Sedangkan bagi siswa
yang standar dapat dimungkinkan akan lebih siap dalam menghadapi UNAS/PTN
mengingat waktu tambahan jam belajar cukup banyak.
3.1.2 Siswa SMA Negeri 1 Probolinggo sudah mengerti dan setuju
dengan adanya penerapan program SKS. Siswa juga mendukung dengan adanya program
SKS meskipun masih ada kendala selama pembelajaran. Mereka berharap agar
penerapan program SKS bisa lebih baik lagi kedepannya dan selalu melakukan
perbaikan di segala bidang.
3.1.3 Berdasarkan dari kendala yang dihadapi siswa dan sekolah
dalam penerapan program SKS serta solusi yang dilakukan baik dari pihak siswa
maupun dari pihak sekolah dapat diketahui bahwa penerapan program SKS di SMA
Negeri 1 Probolinggo cukup efektif.
3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan adalah sebagai berikut:
3.2.1 Untuk mendapatkan hasil yang lebih valid, sebaiknya
menggunakan jumlah responden yang lebih banyak.
3.2.2 Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendetail tentang
program SKS, selain melakukan kajian pustaka, juga menanyakan tentang program
SKS kepada guru yang lebih mengatahui.
3.2 Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar