Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 16 November 2014

Pelaksanaan SKS di SMA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Secara umum, masyarakat mengetahui tentang program SKS hanya diterapkan dan dijalankan di Perguruan Tinggi. Masyarakat masih belum banyak yang mengetahui bahwa program SKS diterapkan di SMA Negeri 1 Probolinggo. Program SKS ini adalah program yang memfasilitasi siswa untuk belajar lebih cepat bagi yang memiliki kemauan dan kemampuan. Sehingga waktu belajar 3 tahun bisa ditempuh 2,5 tahun bahkan 2 tahun.
Namun, program SKS yang baru diterapkan ini juga memiliki kekurangan di bagian tertentu. Program SKS berbeda dengan program akselerasi yang lebih banyak dikenal dan diterapkan. Program SKS dibentuk melalui paket-paket materi belajar. Masalahnya, program SKS baru diterapkan pada saat siswa semester 2, berbeda dengan program akselerasi yang diterapkan mulai semester 1. Sehingga, siswa dituntut untuk belajar ekstra keras mulai ssmester 2 untuk menghabiskan materi 3 tahun di SMA.
Solusi untuk meminimalkan kekurangan program SKS ini adalah dengan selalu melakukan perbaikan di semua bidang. Dukungan dan partisipasi dari siswa-siswi maupun dari wali murid sangat besar pengaruhnya bagi kesuksesan penerapan program SKS ini. Hubungan yang tepat antara pihak sekolah, siswa dan wali murid akan membuat program SKS ini berhasil  dan memberikan manfaat yang maksimal.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka bersama-sama penulis akan membantu menemukan solusi terbaik akan permasalahan tentang pro-kontra Sistem Kredit Semester melalui jajak pendapat antara puhak pro dan kontra mengenai “Pelaksanaan Sistem Kredit Semester di SMA”. Melalui suatu penelitian yang diadakan di SMA Negri 1 Probolinggo, penulis mengambil jawaban-jawaban penelitian tersebut sebagai bahan untuk jajak pendapat.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1   Apakah program SKS itu?
1.2.2   Bagaimana pendapat siswa terhadap program SKS tersebut?
1.2.3   Bagaimana tingkat efektivitas program SKS tersebut?


1.3  Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian sebagai berikut:
1.3.1   Mendeskripsikan tentang program SKS.
1.3.2   Mendeskripsikan pendapat siswa terhadap program SKS.
1.3.3   Mendeskripsikan tingkat efektivitas program SKS tersebut.
1.4  Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1   Metode wawancara kepada narasumber.
1.4.2   Metode penelusuran angket mengenai pendapat siswa.
1.4.3   Metode kajian pustaka.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Program SKS
Program Sistem Kredit Semester (SKS) merupakan sistem penyelenggaraan program pendidikan yang membebaskan peserta didik untuk menentukan sendiri berapa banyak beban belajar yang akan diikuti pada tiap semester. Program SKS umumnya diterapkan di perguruan tiggi. Namun, mulai tahun 2007 sudah mulai diterapkan di Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pada penerapan program SKS ini, setiap siswa wajib mengambil minimal 20 SKS. Apabila kemampuan siswa dalam belajar cukup tinggi, maka berhak mengambil tambahan 4 SKS menjadi 24 SKS atau 28 SKS untuk kelas reguler. Bahkan siswa dapat mengambil 32 SKS untuk siswa cerdas dan istimewa setara dengan program akselerasi.
Program SKS berbeda dengan program akselerasi. Program SKS dilihat berdasarkan IP (Indeks Prestasi) berjalan. Apabila IP siswa bagus dan maksimal, maka siswa tersebut dapat menuntaskan semua materi 3 tahun dalam 4 seri dan selesai dalam 4 semester atau 2 tahun. Penjurusan menuju kelas IPA dan IPS pun dilaksanakan pada semester 2 di kelas 10. Sehingga beban belajar dalam setahun masa kelas 10 wajib tuntas hanya dalam waktu 6 bulan.
Sedangkan program akselerasi menuntut siswa untuk mengemban beban belajar yang seharusnya ditempuh 3 tahun harus diselesaikan 2 tahun. Sehingga materi 1 semester hanya diberikan 1 cawu atau 4 bulan. Materi yang diberikan dalam program akselerasi sama  seperti sistem paket, yaitu sudah diatur dan diterapkan mulai siswa masuk sekolah pada semester 1 pada kelas 10. Program akselerasi hanya bisa diikuti oleh siswa yang memiliki Intelligence Quotient (IQ) minimal 130, sedangkan program SKS bisa diikuti oleh semua siswa asal mempunyai kemauan untuk menyelesaikan masa belajarnya hanya 2 tahun.
Latar belakang dilaksanakannya program SKS yaitu untuk memberikan layanan kepada siswa yang mempunyai kecepatan belajar tinggi, adanya kebijakan kementerian pendidikan bahwa harus memperhatikan potensi dari tiap siswa, sekolah yang sudah berakreditasi A dan berstandar Internasional (RSBI) wajib menerapkan program SKS yang diatur dalam IP 19/2005, serta kesiapan sekolah. Kesiapan sekolah memiliki peran penting dalam pelaksanaan program SKS ini. Apabila siswa memliki potensi, namun sekolah masih belum punya kesiapan, maka program SKS ini tidak dapat berjalan dengan baik.
Program SKS ini memiliki tujuan melayani minat dan potensi siswa dalam belajar, mengembangkan kemandirian siswa, dan agar pembelajaran lebih fokus, luas, dan mendalam. Semua materi yang diberikan pada siswa yang mengambil SKS 32, 28, dan 24 memiliki bobot yang sama hanya saya berbeda pada waktu penyelesaiannya. Bagi siswa yang mengambil SKS 28 dan 24, maka pada semester 5 hanya terdiri dari 3 bidang studi. Sisanya akan dilaksanakan pendalaman materi untuk persiapan menghadapi Ujian Nasional (UNAS). Sehingga bagi anak yang mengambil SKS 28 dan 24 akan lebih siap.
Pelaksanaan program SKS ini sudah diatur dalam peraturan pemerintahan. Diantaranya UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 pasal 12 ayat 1F yang berbunyi “Setiap peserta didik dalam satuan pendidikan dalap menyelesaikan pendidikannya sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing yang tidak menyimpang dati batas waktu yang ditetapkan.” Dasar pelaksanaan lain adalah BNSP pada April 2010. Serta PERMENDIKNAS No. 81 A tahun 2013 pada lampiran 4 yang berbunyi “Sekolah akreditasi A dapat menyelenggarakan program SKS.” Sebagai sekolah akreditasi A, SMA Negeri 1 Probolinggo menyelenggarakan program SKS ini.
Program SKS ini memiliki berbagai manfaat, baik untuk siswa dan sekolah itu sendiri. Bagi sekolah, program SKS ini dimungkinkan tenaga pendidik atau guru akan bisa memperbanyak jam pelajaran sesuai dengan beban SKS tiap bidang studi, dan juga dapat memfalitasi untuk percepatan dan masa belajar bagi siswa sehingga akan efisien dalam anggaran. Bagi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi dapat menghemat waktu, biaya, dan umur. Sehingga dapat lebih fokus pada saat Perguruan Tinggi nanti. Sedangkan bagi siwa yang standar dimungkinkan akan lebih siap dalam menghadapi Ujian Nasional (UNAS) dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) mengingat waktu tambahan jam pelajaran cukup maksimal sehingga persiapannya lebih maksimal dan matang. Bagi siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan standar masing-masing mimiliki keuntungan dari program SKS ini.
Selama melaksanakannya program SKS ini, telah menghadapi berbagai kendala. Kendala-kendala tersebut adalah dalam pendistribusian mata pelajaran mengingat baru dilaksanakannya program SKS ini. Masalah penjadwalan mata pelajaran juga menjadi kendala dilaksanakannya program SKS. Pada semester terakhir, banyak siswa yang pulang hingga sore hari namun jumlah SKS yang diambil hanya sedikit. Hal itu disebabkan karena kesalahan dalam komputerisasi, sehingga ada beberapa jam kosong dalam 1 hari. Serta pemetaan SK/KD memerlukan revisi atau penyempurnaan. Kendala-kendala lain juga disebabkan dari pihak siswa. Dengan adanya moving class sering terjadi siswa tidak masuk kelas sesuai jadwal atau terlambat.
Program SKS ini memiliki keunggulan, yaitu bagi siswa yang memiliki kecepatan tinggi dapat menyelesaikan masa belajarnya hanya 2 tahun dan berjalan secara alami. Sedangkan bagi siswa yang standar, dapat menikmati masa remajanya dengan waktu normal dan input pengetahuan lebih dalam serta kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan dengan baik.
Dengan adanya program SKS ini diharapkan dapat menciptakan kualitas output yang semakin baik dan dapat memasuki PTN atau dunia kerja sesuai harapan semua pihak.
2.2  Pendapat Siswa SMA Negeri 1 Kota Probolinggo tentang Program SKS
Berdasarkan hasil analisis data dari 20 angket yang disebar diperoleh jawaban dari responden yang beraneka ragam. Analisis data yang didapat akan disajikan dalam jawaban responden dari setiap poin yang terdiri dari 9 pertanyaan.
A.  Jawaban responden mengenai pengetahuan tentang program SKS
Sebanyak 50% responden mengatakan bahwa program SKS adalah program pembelajaran dengan sistem kredit semester yang diterapkan di Perguruan Tinggi. Sebanyak 45% responden yang lain mengatakan bahwa program SKS adalah program pembelajaran sekolah yang memberi fasilitas bagi seluruh siswa untuk menentukan jumlah beban belajar yang diambil pada 1 semester. Banyaknya jumlah beban yang diambil disesuaikan dengan kemampuan siswa itu sendiri, sehingga tidak membebani siswa. Dengan adanya kebebasan memilih jumlah beban setiap semester, maka akan memungkinkn bagi siswa yang memiliki kecepatan belajar lebih cepat bisa mengambil SKS maksimal sehingga bisa menyelesaikan masa sekolah 3 tahun menjadi 2 tahun. Sebaliknya, bagi siswa yang ingin belajar dengan santai maka bisa mengambil SKS sesuai kemampuan dan keinginannya. Hanya 5% responden mengatakan bahwa program SKS adalah program yang menyulitkan guru dan siswanya.
B.  Jawaban responden mengenai pendapat tentang penerapan program SKS
Sebanyak 65% siswa setuju dengan penerapan program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo, karena menurut mereka penerapan program SKS dapat digunakan sebagai sarana latihan saat mengambil beban belajar di Perguruan Tinggi nanti. Program SKS juga dapat memotivasi kemauan belajar siswa untuk mempertahankan IP yang sudah diraih sehingga siswa tidak bermalas-malasan dalam belajar karena dengan adanya program SKS kegiatan siswa lebih padat sehingga secara tidak langsung membuat siswa untuk belajar rajin. Sebanyak 35% responden kurang setuju dengan penerapan program SKS karena mereka menilai penerapan program SKS seharusnya ada di Perguruan Tinggi, bukan di tingkat SMA. Hal ini dapat mengakibatkan siswa merasa terbebani dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar kurang maksimal. Siswa juga menilai bahwa sekolah masih kurang siap dalam melaksanakan program SKS ini.
C.  Jawaban responden mengenai kelebihan program SKS
Sebanyak 75% responden mengatakan bahwa kelebihan program SKS adalah bagi siswa yang memiliki kecepatan belajar tinggi dapat lulus hanya dalam 2 tahun. Hal ini dapat menghemat biaya sekolah 1 tahun dan menghemat umur. Sebanyak 15% responden mengatakan bahwa kelebihan program SKS bagi siswa yang memiliki kecepatn belajar tinggi dapat lulus 2 tahun dan bagi yang menyelesaikan sekolah selama 2,5 tahun atau 3 tahun akan memiliki waktu yang lebih lama untuk mempersiapkan Ujian Nasional karena bimbingan penuh akan dimulai pada semester 6. 10% responden mengatakan bahwa program SKS akan memungkinkan siswa belajar materi yang belum dipelajari oleh sekolah lain, karena pemetaan materi program SKS berbeda dengan pemetaan materi program reguler.
D.  Jawaban responden mengenai kekurangan program SKS
Sebanyak 65% responden mengatakan bahwa kekurangan program SKS antara lain adalah program SKS menyebabkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam kelas sangat terburu-buru untuk mengejar target pemahaman materi. Akibatnya materi yang disampaikan kurang mendalam sehingga siswa harus belajar sendiri dan mencari referensi lain. Hal ini tentunya akan menguras tenaga dan pikiran siswa. 20% responden mengatakan bahwa program SKS mengurangi minat dan waktu siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler sehingga prestasi sekolah bidang non-akademik bisa turun. 10% responden mengatakan bahwa mental siswa SMA belum siap sepenuhnya untuk mengikuti program SKS sehingga mereka akan merasa terbebani. 5% responden mengatakan bahwa pemetaan materi belajar model program SKS masih belum maksimal.
E.  Jawaban responden mengenai tingkat efektivitas penerapan program SKS
Sebnyak 55% responden mengatakan bahwa penerapan program SKS di SMA Negeri Kota Probolinggo kurang efektif, karena penyampaian materi sangat terburu-buru sehingga ilmu yang diterima siswa tidak maksimal. Hal ini mengakibatkan nilai siswa menurun. Sebanyak 20% responden mengatakan cukup efektif karena meskipun masih banyak siswa yang keberatan dengan program ini, namun program SKS ini menjadi wadah bagi siswa yang memiliki kecepatan belajar tinggi. 20% responden mengatakan sangat efektif krena di tahun pertama sekolah berhasil meluluskn 18 siswa yang belajar dalam waktu 2 tahun dari program IPA dan IPS. 5% responden tidak megetahui tentang tingkat efektivitas penerapan program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo.
F.   Jawaban responden mengenai kendala yang dihadapi selama mengikuti penerapan program SKS
Sebanyak 75% responden mengatakan bahwa kendala yang dihadapi adalah sulit membagi waktu antara urusan sekolah dan urusan pribadi, ada banyak ulangan dan tugas yang waktunya selalu bersamaan, sering mengalami pembelajaran singkat padahal materi yang disampaikan sangat banyak, serta tidak ada waktu untuk kegiatan non-akademis. 15% responden memiliki kendala sulit mencari buku referensi karena materi yang dipelajari tidak runtut namun disesuaikan dengan pengelompokan materi. 5% responden mengatakan bahwa kendala dalam penerapan program SKS ini ada kelas yang kosong di tengah sehingga meskipun mengambil SKS sedikit tetap pulang siang. 5% responden tidak memahami program SKS karena kurangnya sosialisasi tentang SKS.
G. Jawaban responden mengenai solusi untuk mengatasi kendala yang dialami dalam penerapan program SKS
Sebanyak 70% responden mengatur waktu dengan baik di sekolah dan di rumah, mengerjakan tugas saat ada jam pelajaran kosong sehingga di rumah bisa belajar materi yang lain, serta belajar 2 kali untuk mengejar materi yang belum dipahami. Sebanyak 15% responden mencari buku paket dan referensi lain yang lebih luas dalam pembahasan materi. Sebanyak 10% responden mengurangi jumlah SKS yang diambil pada semester berikutnya. Hanya 5% responden mengatakan bahwa pihak sekolah belum menemukan solusi bagi kendala yang dihadapi siswa.
H.  Jawaban responden mengenai saran terhadap penerapan program SKS
80% responden menyarankan agar program SKS tetap dilakukan dan ditingkatkan di SMA Negeri 1 Probolinggo dengan pengaturan yang lebih baik, dilakukan perbaikan dalam penyebaran jadwal pelajaran, jadwal ulangan, penyebaran materi pelajaran pada program SKS, dan pembagian kelas yang benar antara tiap SKS sehingga siswa yang berbeda jumlah SKS saling menunggu. 10% responden menyarankan untuk jurusan IPA pada pelajaran MIPA (Matematika, Biologi, Kimia, dan Fisika) jangan dijadikan hanya 4 seri saja (1 seri 1 semester). Sebaiknya dijadikan dalam 5 seri supaya siswa lebih memahami materi dan tidak lupa materi ketika akan mendekati Ujian Nasional, kecuali bagi yang memang dalam program 2 tahun. 10% responden menyarankan program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo ditiadakan, karena tidak semua anak mampu menjalaninya.
I.     Jawaban responden mengenai harapan terhadap pererapan program SKS
85% responden mengharapkan agar penerapan program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo bisa menjadi lebih baik dan lebih sukses setiap tahunnya sehingga nilai siswa selalu meningkat. Selain itu, program SKS diharapkan dapat lebih efektif sehingga tidak merugikan siswa dalam belajar. Serta diharapkan program SKS ini tidak berhenti di tengah jalan. 10% responden mengharapkan untuk jurusan IPA pada pelajaran MIPA (Matematika, Biologi, Kimia, dan Fisika)  dijadikan dalam 5 seri untuk yang mengambil 24 dan 28 SKS. Sehingga pada semester 6 siswa lebih memahami dan siap menghadapi Ujian Nasional (UNAS). Jadi, untuk yang lulus 3 tahun, nilainya akan bertambah naik. 5% responden mengharapkan agar sekolah bisa lebih siap dalam program SKS sehingga siswa tidak menjadi kelinci percobaan.
Dari hasil analisis data diatas dapat diketahui tentang pendapat siswa SMA Negeri 1 Probolinggo mengenai penerapan program SKS yaitu bahwa sebagian besar siswa sudah tahu, mengerti, dan setuju dengan penerapan program SKS yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Probolinggo. Menurut mereka kelebihan program SKS adalah bagi siswa yang memiliki kecepatan belajar tinggi dapat lulus hanya dalam 2 tahun. Hal ini dapat menghemat biaya sekolah 1 tahun dan menghemat umur. Sedangkan kekurangan program SKS antara lain adalah program SKS menyebabkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam kelas sangat terburu-buru untuk mengejar target pemahaman materi. Akibatnya materi yang disampaikan kurang mendalam sehingga siswa harus belajar sendiri dan mencari referensi lain. Hal ini tentunya akan menguras tenaga dan pikiran siswa.
Namun menurut mereka, penerapan program SKS di SMA Negeri Kota Probolinggo kurang efektif, karena penyampaian materi sangat terburu-buru sehingga ilmu yang diterima siswa tidak maksimal. Hal ini mengakibatkan nilai siswa menurun.
Mereka mengatakan bahwa kendala yang sering dihadapi adalah sulit membagi waktu antara urusan sekolah dan urusan pribadi, ada banyak ulangan dan tugas yang waktunya selalu bersamaan, sering mengalami pembelajaran singkat padahal materi yang disampaikan sangat banyak, serta tidak ada waktu untuk kegiatan non-akademis. Sedangkan solusi yang mereka lakukan untuk mengatasi kendala yang ada antara lain mengatur waktu dengan baik di sekolah dan di rumah.
Mereka menyarankan agar program SKS tetap dilakukan dan ditingkatkan di SMA Negeri 1 Probolinggo dengan pengaturan yang lebih baik, dilakukan perbaikan dalam penyebaran jadwal pelajaran, jadwal ulangan, penyebaran materi pelajaran pada program SKS, dan pembagian kelas yang benar. Mereka berharap agar penerapan program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo bisa menjadi lebih baik dan lebih sukses setiap tahunnya sehingga nilai siswa selalu meningkat. Selain itu, program SKS diharapkan dapat lebih efektif sehingga tidak merugikan siswa dalam belajar. Serta diharapkan program SKS ini tidak berhenti di tengah jalan.
2.3    Tingkat Efektivitas Penerapan Program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo
Berdasarkan dari kendala yang dihadapi siswa dan sekolah dalam penerapan program SKS serta solusi yang dilakukan baik dari pihak siswa maupun dari pihak sekolah dapat diketahui bahwa penerapan program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo cukup efektif. Sebagai sekolah yang baru melaksanakan program SKS tentu masih banyak kekurangan dan masalah yang dihadapi, baik bagi pihak sekolah maupun pihak siswa.
Sekolah memiliki kendala seperti penyebaran jadwal pelajaran dan penyebaran materi pelajaran yang kurang sempurna masih terjadi di tahun pertama penerapan program SKS. Hal ini terjadi karena ada kesalahan program komputerisasi. Namun sekolah segera berusaha untuk memperbaiki segala bidang dan berusaha untuk meminimalisir kekurangan yang mungkin ada dalam pelaksanaan program SKS kedepannya.
Kesungguhan sekolah untuk meminimalisir masalah ini terbukti dengan semakin optimalnya persiapan dan pelaksanaan program SKS untuk tahun berikutnya, yaitu tahun kedua dan ketiga penerapan program SKS. Meskipun begitu tetap dibutuhkan perbaikan di segala bidang untuk meningkatkan efektivitas penerapan program SKS. 
Disisi lain, masalah yang dihadapi siswa memang cukup banyak pada awal penerapan program SKS. Masalah yang dihadapi antara lain jadwal pelajaran yang belum sempurna membuat siswa pulang terlalu sore, sehingga tidak sempat belajar dan mengerjakan tugas di rumah. Namun pada tahun kedua ini siswa sudah mulai beradaptasi dengan penerapan program SKS dan memiliki solusi pribadi untuk mengatasi kendala yang dihadapinya. 


BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
3.1.1  Program Sistem Kredit Semester (SKS) merupakan sistem penyelenggaraan program pendidikan yang membebaskan peserta didik untuk menentukan sendiri berapa banyak beban belajar yang akan diikuti pada tiap semester. Program SKS ini memfasilitasi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi dapat menyelesaikan masa belajarnya selama 2 tahun. Sedangkan bagi siswa yang standar dapat dimungkinkan akan lebih siap dalam menghadapi UNAS/PTN mengingat waktu tambahan jam belajar cukup banyak.
3.1.2 Siswa SMA Negeri 1 Probolinggo sudah mengerti dan setuju dengan adanya penerapan program SKS. Siswa juga mendukung dengan adanya program SKS meskipun masih ada kendala selama pembelajaran. Mereka berharap agar penerapan program SKS bisa lebih baik lagi kedepannya dan selalu melakukan perbaikan di segala bidang.
3.1.3 Berdasarkan dari kendala yang dihadapi siswa dan sekolah dalam penerapan program SKS serta solusi yang dilakukan baik dari pihak siswa maupun dari pihak sekolah dapat diketahui bahwa penerapan program SKS di SMA Negeri 1 Probolinggo cukup efektif.




3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
3.2.1 Untuk mendapatkan hasil yang lebih valid, sebaiknya menggunakan jumlah responden yang lebih banyak.
3.2.2 Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendetail tentang program SKS, selain melakukan kajian pustaka, juga menanyakan tentang program SKS kepada guru yang lebih mengatahui.

3.2 Daftar Pustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Translate

Blogroll

About